Oleh : Laksamana Sukardi
Ketergantungan kita terhadap internet dalam kehidupan sehari hari dan kegiatan
<span;>penyelenggaraan negara akan semakin besar, demikian juga ancaman terhadap
cyberattacks dalam bentuk apapun termasuk ransom ware (bajak internet).
Bajak internet berbeda dengan bajak laut yang bisa dicegah dengan menempatkan
pengawal bersenjata didalam kapal. Bajak internet atau ransom ware tidak nampak secara fisik dan serangan dilakukan dari segala penjuru dunia! Semakin canggih sistim cyber security yang diterapkan, akan semakin canggih pula ransom ware!
Dan yang membuat banyak organisasi pengguna internet seperti perusahaan
perusaahaan industri dan jasa bahkan organisasi nir laba yang menjadi korban, karena mereka hanyalah sebagai user bukan developer software. Mereka tidak secanggih para hackers yang pada umumnya anak anak muda yang sangat cepat belajar dan bergerak.
Apalagi jika dibandingkan dengan organisasi pemerintah atau birokrat yang pada umumnya lambat dan tidak memiliki motivasi tinggi.
Pada umumnya hackers melakukan infiltrasi kedalam server dan sistim internal,
<span;>melakukan incryption (acak data) terhadap informasi penting, kemudian meminta imbalan (uang tebusan) dalam bentuk mata uang crypto yang kemudian diuangkan di bursa China.
Dalam perang cyber serangan dilakukan dengan melakukan take down (mematikan) sistim operasi instalasi penting, seperti listrik, distribusi minyak, bahkan sistim operasi perbankan. Rusia pernah melakukannya dengan mematikan operasi Pembangkit Listrik di Ukraina. Selain itu kita sulit melacak sumber serangan karena IP (Internet Protocol)
address (alamat penyerang) yang diacak secara canggih.